Menu 1.1
Menu 1.2
Menu 1.3
Menu 2.1
Menu 2.2
Menu 2.3
Menu 3.1
Menu 3.2
Menu 3.3

Jumat, 18 Februari 2011

Sekolah untuk Para Orang Tua???


 
           
            Mulai dari Dokter, Perawat, Bidan, Guru, Pilot, pertanian, perdagangan, teknik dan lain lain, hampir semua bidang ataupun profesi ada sekolahnya. Namun, adakah sekolah khusus buat para orang tua atau setidaknya bekal untuk menjadi kedua orang tua???  Hmmm, seandainya ada, boleh jadi setiap orang tua berlomba-lomba menjadi ibu ataupun bapak yang prestatif, sukses tidak hanya mencari pendidikan dunia tapi juga akhirat sebagai bekal masa depan anak hingga ke alam barzakh. Mungkin bagi sebagian orang, tugas ini sangatlah ringan, hanya bekerja dirumah, memberi makan, menidurkan, jalan, main-main serta segala kebutuhan material dan tuntutan zaman yang harus disesuaikan oleh anak dan yang lebih penting anak bisa senang. Karena setiap orang tua pasti berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya dan mengharapkan anaknya menjadi yang terbaik. Namun, tanpa kita sadari bahwa kitapun harus belajar ksusus dan ekstra menjadi orang tua sekaligus murid yang bukan hanya mengatur anak tapi juga kita perlu menyesuaikan aturan yang ada.   .
            Makna ”murid” disini adalah manusia yang terus belajar untuk memanusiakan manusia seutuhnya, mencari tau dan berusaha menjadi orang tua yang baik bagi buah hati tanpa mengenal batas usia dan tingkat pendidikan. Walaupun ibu rumah tangga harus jadi pilihan utama sebagai bangku sekolah. Diantaranya banyak menggali informasi tentang dunia mereka baik itu melalui media bacaan, televisi, radio, mengenal tingkat kebutuhan anak, belajar dari banyak pengalaman serta kegiatan-kegiatan lain yang tanpa menyisihkan waktu luang buat orang tua  untuk terus bereksplorasi menjadi pendidik yang baik.
             Rasulullah SAW bersabda, “ Apabila Allah menghendaki kebaikan terhadap sebuah keluarga, Allah berikan kepada mereka kepahaman dalam agama, yang muda menghormati yang tua, kasih sayang menjadi anugerah dalam kehidupan mereka, pengeluaran mereka ekonomis dan diberi kemampuan untuk mengetahui aib diri lalu bertaubat dari kesalahan, sebaliknya, jika Allah menghendaki selain itu mereka akan dibiarkan saja ” . ( HR. Daaru Quthni dari Anas ra. ).
Semua bidang formal atau akademis yang didapatkan tidaklah mutlak menjamin seseorang berhasil menjadi manusia cerdas dan sukses tidak hanya dibidangnya. Mungkin boleh dikatakan sebagian  mereka cerdas secara logika dan retorika, tapi pengalaman,  kecerdasan sosial, emosi dan spritual mereka kadang terlihat begitu minim bahkan hampa. Lantas, bagaimana kita bisa menjamin buah hati menjadi cerdas tidak hanya otaknya, jika para orang tua sendiri tidak banyak belajar untuk terus berusaha membimbing atau bahkan mancari bimbingan untuk diri sendiri. Karena hakekatnya, anak tak akan menjadi manusia manakala mereka hanya diberi untuk kebutuhan perut. Manusia adalah kesatuan jasad, ruh dan jiwa yang lengkap dan kuat. Namun sayang, banyak orang tua yang terlalu sibuk dengan urusannya dan tak memahami kebutuhan hakiki dan utama pada anak sebagai manusia seutuhnya. Kerap yang mereka beri hanyalah fatamorgana dunia yang justru menyesatkan. Lantas, dimanakah sesungguhnya letak kebahagiaan yang kita sedang hadiakan kepada mereka?? Sebagai orang tua kitalah yang lebih tau jawabannya serta mengoreksi kekeliruan yang ada, tanpa hanya menyaksikan tumbuh dan berkembangnya mereka secara alami. Namun yang lebih penting adalah rangkulan kasih sayang kedua orang tua mereka. Tentunya hal itu perlu pembelajaran, untuk tidak hanya sekedar merangkul dan menyayangi.
 Walaupun kita mungkin bukan ahli dibidang anak, setidaknya meminimalisir kurangnya pengetahuan yang ada, meski perkembangan mereka tidak semata-semata dipengaruhi oleh kita sebagai tolak ukur utama yang bertanggung jawab. Namun, betapa berartinya kedua orang tua dalam mengemban target mulia ini. ”Ibarat batu asahan yang akan menajamkan sebuah pisau untuk membunuh kebodohan, itulah tugas orang tua kepada anak”.
            Awalnya akupun tidak memandang terlalu jauh kedepan, apa dan bagaimana kiat-kiat menjadi seorang ibu yang baik dan bijak. Aku pikir cukuplah menjadi orang tua,  hingga suatu saat nanti semua pasti akan mengalir seperti air, berjalan dengan sendirinya dan lancar. Sebagaimana sebagian orang tua tidak terlalu panik membesarkan buah hati mereka, hingga akhirnya mereka tumbuh dewasa dan bertanggung jawab atas diri mereka sendiri. Namun apakah cukup dengan memberi makan, membesarkan, menyekolahkan dan memberikan fasilitas yang cukup dan lengkap kepada mereka, mampukah bathin mereka bahagia dengan sesungguhnya dan sukses tidak hanya duniawi saja.
            Aku menulis ini bukan berarti aku adalah seorang perfectionist mother atau wondemother tapi justru karena ketidak tahuan dan kebodohan kenapa setelah dijalani muncullah kesadarn yang begitu besar,  bahwa ada makna yang jauh lebih penting dan berharga dari segalanya ketimbang harus membiarkan dan melihat buah hati  yang sebenarnya jauh lebih membutuhkan kita sebagai orang tua sekaligus sahabat sejatinya didunia terabaikan. Karena ia adalah benih yang akan berkembang, baik buruknya tergantung bibit yang kita tanam. ia adalah aset masa depan bukan hanya untuk dirinya, tapi agama, keluarga dan bangsanya dan bahkan penyambung tali kebahagiaan kedua orang tuanya di akherat. Itulah manusia seutuhnya.
            Beribu kegalauan menjelma didalam diri dengan bayangan ”betapa aku takut gagal menjadi seorang ibu karena keawamanku ”. Jujur, tak dapat dipungkiri ternyata tugas seorang ibu rumah tangga tidaklah mudah dan aku yakin hampir semua orang tua khususnya para ibu pun merasakan hal yang sama. Karena ia bukanlah sosok yang hanya mengandung, malahirkan, dan membesarkan anak, tapi tak lepas dari aturan dan cara mendidik buah hati. Tentunya tugas ini diemban bersama tidak hanya oleh para ibu, tapi juga ayah.
            Semakin banyak tantangan karena hipnotis zaman, semakin besar pula tuntutan pengetahuan yang harus dikuasai oleh para orang tua agar tak berhenti belajar menjadi murid. Apa, bagaimaimana dan akan diarahkan kemana buah hati kita kelak. Tidak ada hal yang sepele dalam menjalankannya. Apalagi melihat kondisi anak-anak zaman sekarang, begitu cepat dan bahkan terlalu cepat untuk matang, tentunya ini ada PR yang berat untuk para orang tua bagaimana menyikapinya.
            Seandainya sekolah khusus untuk para orang tua itu diadakan barang satu jam setiap harinya, mungkin setiap orang tua akan berusaha turut aktif meluangkan waktunya. Karena semua ilmu yang di dapat di bangku kuliah, ternyata tidak menjamin keberhasilanku menjadi ibu rumah tangga, tidak ada mata kuliah menjadi orang tua yang sukses, orang tua yang baik, orang tua yang bijak,  disisplin, cerdas, berkepribadian dan lainnya. Apalagi trik-trik khusus. Namun setidaknya sedikit ilmu yang diperoleh mampu diaplikasikan walaupun itu bukanlah apa-apa buat buah hati.
            Ditengah ketidak berdayaan ini, betapa aku menggantungkan sejuta  harapan besar kepada-Nya, untuk mencari jalan dan bimbingan –Nya agar tetap menjadi murid yang setia hingga berhasil membekali buah hatiku, walaupun keberhasilan itu bukan mutlak  milikku dan tentunya bukan milik kita semua. Meski kini  kita tengah dititipkan tugas yang cukup berat. Anggaplah itu bidang study yang jauh lebih berharga dari bidang akademis yang pernah kita dapatkan di bangku kuliah ataupun sekolah. Yaaa...menjadi seorang murid ataupun mahasiswa yang memang tak sepantasnya berhenti untuk belajar, adalah suatu hal yang harus disikapi secara formal dan disiplinan dengan bergabagai aturan. Semoga kita semua mampu!!!





0 komentar:

Posting Komentar